Posts tagged ‘jogja’

Kabur Ke Jogja Kelar Nyoblos 

Situasi panas pilkada DKI gak ngaruh banyak ke Saya, bagi Saya yang penting udah nyoblos sesuai pilihan hati. Kelar nyoblos, keesokannya langsung kabur ke bandara untuk menikmati udara liburan. Tujuannya gak perlu jauh, Jogja aja, udah istimewa banget. Ada yang bilang emang belum pernah ke sana?  Saya balik nanya,  kenapa gitu pertanyaannya? Emang ada yang salah? Saya sering ke Jogja dan kalau balik lagi gak apa-apa toh. 
Tiket pesawat pun boleh dapat diskon voucher dari quiz di medsos. Keberuntungan kesekian saat liburan. Liburan ke Jogja walau mepet dan singkat tetap direncanakan sematang-matangnya. Kami cuma menginap 3 hari dua malam di sini.  Sekalian jajal hotel barunya grup AccorHotels,  Grand Mercure.  Reviewnya lihat di TripAdvisor aja ya. 
Itinerary globalnya,  hari pertama kami cuma kuliner seputar hotel saja. Kami ke sini naik taksi sewaan,  harganya mehong  ya,  hasil nego dapatnya harga goban.  Padahal,  trans Jogja lewat depan hotel hihihi.  Ok deh,  next  naik trans Jogja aja kalau nginap di Grand Mercure Jogja lagi. Hasil kuliner seputar hotel, ada yang jual gudeg di seberang  hotel, angkringan yang jaraknya sekitar 500 meter –  1 km dari hotel,  lotek di sebelah mall  lippo Jogja. Puas dan kenyang. Untuk harga,  lotek dan makanan angkringan murah meriah.  

Day 2 : Yogyakarta, Wisata Candi

Tepat pukul 7.00 pagi, Saya dan suami bergegas turun ke restoran Waroeng Kopi untuk menyantap sarapan pagi gratis yang sudah termasuk ke dalam harga sewa kamar. Lokasinya masih di area hotel hanya terpisah bangunan saja. Tempatnya mungil hanya ada sekitar 8 kelompok meja. Jadi untuk tamu yang tidak kebagian tempat duduk bisa menikmati sarapan di lobi hotel. Sarapan yang disediakan juga menu sederhana, nasi goreng, salad dan bakwan goreng. Minumannya ada air putih, sirup rasa jeruk, teh dan kopi. Walau sederhana tapi tetap bisa bikin kenyang kok.

image

Satu jam setelah menyantap sarapan, kami pun kembali berkeliling Jogja. Itinerary nya sih sudah dibuat tapi kayaknya banyak yang melenceng 😀 . Wisata kali ini inginnya sih wisata candi, kuliner dan tur dalam kota. Rencana ke Pantai terpaksa dicoret karena waktu tidak mencukupi.

Kami kembali melangkah ke Halte Malioboro 1. Tur dimulai dari rute 1A, Malioboro – Prambanan (halte terakhir). Karena perjalanan masih lama, kami memilih duduk di bangku belakang sambil mengamati pemandangan sekitar. Tadinya ingin ke Borobudur (rute 2A, turun di Terminal Jombor), tapi batal karena takut terlalu siang pas kembali ke kota, karena Borobudur berada di area Magelang.

Setiba di Halte Prambanan, sesuai dengan informasi yang saya kumpulkan, bisa berjalan menuju Candi Prambanan. Kalau gak mau capek bisa naik becak atau andong. Harganya jangan lupa ditawar.

Tadinya sih saya ingin naik andong tapi ndut lebih tertarik berjalan kaki. Alasannya sekalian olahraga. “Liburan kita sering makan, jadi ya harus sering jalan kaki biar in dan out balance,”. Oke deh boss. Siap.

Bagi yang gak terbiasa jalan sih jangan meniru ya, karena jaraknya lumayan, 1 km lebih. Belum lagi loket pembelian tiket masih masuk ke dalam. Tiket masuk ke Candi Prambanan terbagi 2. Kalau hanya ingin ke Prambanan saja cukup bayar Rp 30.000,- per orang. Kalau mau ambil paket ke Candi Ratu Boko tinggal menambahkan uang Rp 15.000,-. Sudah termasuk shuttle mini bus yang ada setiap 15 menit sekali. Loketnya juga dibedakan. Kami mengambil paket Ratu Boko – Prambanan, karena ya sudah ke sini ya sekalian aja deh. Tur pertama ke Ratu Boko baru ke Prambanan.

Candi Ratu Boko

Candi ini terletak di luar area Prambanan. Kalau tanya jalannya saya kurang hapal, tapi kami melewati desa-desa yang masih banyak sawah, rumah joglo dan jalanan menanjak karena letaknya memang di perbukitan. Jarak tempuh hanya sekitar 10 sampai 15 menit. Setibanya di Perbukitan Boko, kami langsung menuruni anak tangga menuju situs Ratu Boko. Sepanjang selasar disediakan bangku taman untuk duduk-duduk, juga ada gazebo.

Situs Ratus Boko ini dibangun pada abad VII – IX M dengan corak hinduisme dan buddhaisme. Jangan lupa mengabadikan foto dari segala sudut. Buat yang takut kulitnya kebakar matahari karena cuacanya memang lagi panas-panasnya di area ini, jangan lupa oles tabir surya atau pakai payung.

Puas mengabadikan foto, pengunjung yang mau selonjoran atau rebahan bisa ke gazebo sambil minum es kelapa yang dipesan dari warung sekitar candi. Kalau mau berkelas sedikit ya mampir saja ke Resto Boko Sunset (waktu saya datang sih belum buka jadi numpang foto-foto saja). Di sini pemandangannya lebih indah terutama saat matahari terbenam. Ada bunga-bunga berwarna ceria dengan latar belakang gunung merapi dan sawah penduduk setempat. Belum lagi angin semilirnya bisa bikin tidur.

Sebelum terbuai, lebih baik kami turun menuju shuttle bus untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Prambanan.

image

Candi Prambanan

Kami tiba di Candi Prambanan tepat pada tengah hari. Candi Prambanan ini merupakan warisan budaya dunia nomor 642. Masih ada reruntuhan di depan area Candi saat Jogja digoyang gempa tahun 2006 ya kalau tidak salah. Ada beberapa candi di Kompleks Candi Prambanan ini, jumlah pastinya bisa digoogling ya, tapi seingat Saya ada Candi Kelir, Candi Angsa, Candi Mandi, Candi Brahma dan Candi Shiwa yang terbesar. Tempatnya gak kalah eksotik untuk mengambil foto. Hanya saja tangganya agak curam jadi musti berhati-hati karena sewaktu saya ke sana ada bule yang terpeleset, untung gak luka. Di area ini juga ada jasa juru foto, Saya sih tidak menyewa jasanya karena kebetulan bawa kamera dan tongsis :D.

Keluar dari Candi Prambanan, pengunjung bisa melanjutkan ke Candi Sewu. Bisa dengan berjalan kaki ataupun naik kereta wisata yang sudah disediakan. Bayar atau tidaknya tanyakan ke petugasnya ya. Saya tadinya ingin ke Candi Sewu tapi urung lantaran jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.30. Waktunya kembali ke kota. Di luar komplek candi ini juga ada yang berjualan suvenir dan oleh-oleh. Kalau mau beli gantungan kunci mending beli di sini karena harganya cuma seribu rupiah per item. Saya hanya beli intip goreng saja seharga Rp 15.000,- lumayan jauh beda harganya kalau beli di toko oleh-oleh dekat Malioboro. Menuju pintu keluar memang melewati para pedagang jadi sekalian cuci mata.

Pintu keluar candi lumayan jauh tapi teduh kok karena banyak pepohonan. Sesampai di gerbang keluar, para abang becak dan andong mulai menawarkan jasa mereka. Sayangnya harganya kemahalan menurut Saya karena jarak tempuh pulang dari Candi ke Halte Traja Prambanan lebih pendek ketimbang keberangkatan. Belum jauh Saya melangkah eh dipanggil lagi sama pakde Andong, dia setuju dengan harga yang Saya ajukan, sepuluh ribu rupiah. Siapa bilang wisata kudu mahal.
image